SERUAN AKSI SUP !!!


“Tragedi Tinju GOR Kota Lama Nabire Papua merupakan pelanggaran HAM MURNI yang di lakukan secara sistematis dan terstruktur”

Setelah pertandingan final, Panitia menyiapkan acara penghormatan para pemenang.  Tiba-tiba ada provokator berteriak keras dari tengah-tengah penonton tribun Barat, dan   mengatakan “tidak! Tidak! yang menang itu Pigome, bukan rumkorem!” Pemuda tersebut itu, angkat kursi lalu lempar ke bagian SATPOL-PP, sehingga terjadi saling lempar kursi dan aduh mulut.
Karena di dalam GOR terjadi keributan, maka, seluruh penonton yang panik, berlari-lari sambil berdempet-dempetan menuju pintu untuk keluar dari GOR. Saat di pintu keluar, Penonton sambil saling berdempet, dan ketika di depan teras, penonton yang berdiri di atas teras tiba-tiba keram kaki mereka dan fisiknya pun melemas (loyo), kemudian jatuh dan tidak sadar diri. Penonton yang berdesakan berikutnya pun mengalami hal yang sama, kemudian jatuh di atas korban yang lebih dulu jatuh, sehingga terlihat saling injak-menginjak sampai di Teras. Akibatnya dari peristiwa tersebut, 18 orang mati di tempat kejadian 39 orang lainnya luka-luka.
Korban meninggal dunia ini pun bukan berasal dari perkelahian di keliling RING TINJU dalam GOR , tetapi  seluruh korban  meninggal dunia itu, terjadinya  di pintu masuk GOR atau mati  di teras  pintu GOR Kota lama, Nabire. Sehingga hal ini sudah jelas karena pada proses imputasi telah di jelaskan bahwa kebiasaan Aparat Kepolisian dan TNI  di tanah Papua  selama  ini, jika ada acara kecil apapun selalu dikawal ketat oleh  pihak Kepolisian, namun malam itu, pada malam tanggal 14 Juli 2013, Malam Final Tinju, walaupun dihadiri Bupati Kabupaten Nabire bersama  Istrinya yang didampingi beberapa Muspida, tidak terlihat dan tidak ada petugas Kepolisian yang berjaga. Ini merupakan salah satu bentuk proses impunitas yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian.
Tidak bisa dibenarkan apabila Kapolres Nabire dan Kapolda Papua Mengatakan  saat itu sudah diturunkan Personil Brimob atau Dalmas untuk mengamankan acara tersebut.
Karena pada kenyataannya malam itu aparat yang jaga  hanya 4 orang POL-PP dan 4 orang anggota TNI. Mereka berjaga keliling RING TINJU. Tidak ada polisi yang jaga di dalam malam itu. Kalau di analisis kronloginya secara mendalam maka pada hari tersebut merupakan kesempatan yang tepat untuk menciptakan sebuah konflik oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan di atas tanah papua secara sistematis dan terstruktur. Oknum-oknum tersebut adalah TNI/POLRI sendiri, sehingga mereka sengaja menciptakan situasi politik yang mengarah pada  konflik horizontal yaitu konflik antara orang papua dengan orang papua sendiri. Dalam hal ini Orang Asli Papua (OAP) sengaja di bunuh secara perlahan-lahan melalui berbagai macam upaya atau kegiatan yakni salah satu contohnya adalah tragedi kerusuhan di GOR kota lama nabire papua yang telah terjadi 14 juli 2013 lalu itu.
Maka, Solidaritas Untuk Papua (SUP) menuntut dan mendesak Rezim Penguasa Republik Indonesia, SBY-Boediono untuk segera :
Hari/Tanggal          : Selasa, 30 Juli 2013
Waktu Star             : 09.00-selesai
Titik Kumpul           : ASRAMA KAMASAN 1 YOGYAKARTA
Rute Aksi                : TITIK- O KANTOR POS
Tema Aksi             : “Tragedi Tinju GOR Kota Lama Nabire Papua merupakan pelanggaran HAM MURNI yang di lakukan secara sistematis dan terstruktur”
Demikian seruan aksi ini kami buat, atas kehadiran saudara sebagai masa sangat membutukan dan sangat  mengharapkan adanya nilai kemanusiaan dan keadilan di Papua, kami ucap terima kasih.
Salam Pembebasan!!!
Yogyakarta 29/juli/2013
Humas Aksi

Jefry



Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: