Dalam Aksi ini AMP menuntut sikap politik
pemerintah Indonesia dan PBB Mengakui Kemerdekaan West Papua 1 Desember 1961 dan Segera Lakukan REFERENDUM di Tanah Papua. "Sebab Persoalan yang
dihadapi rakyat Papua, bukan persoalan kesejahteraan dan kesenjangan
sosial atau persoalan ketidaksiapan ekonomi, tapi masalah identitas
rakyat Papua," ujar juru bicara AMP Rinto dalam orasinya.
Aksi demontrasi yang dimulai dari asrama
mahasiswa Papua ini, juga menuntut Pemerintah segera menarik TNI/Polri
organik dan non-organik dari seluruh tanah Papua. "Hentikan pengiriman militer
ke Papua," ujar Rinto.
Selain itu, pengunjukrasa pun meminta
Pemerintah segera menarik produk politik seperti otonomi khusus,
pemekaran wilayah dan unit percepatan pembangunan provinsi Papua dan
Papua Barat (UP4B). "Kebijakan produk politik tidak akan mampu
memadamkan keinginan rakyat Papua untuk berdiri sebagai sebuah negara,"
ungkap Rinto lagi.
Berikut isi Pernyataan Sikap Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) dalam Aksi ini :
PERNYATAAN SIKAP
“PBB (UN) dan
Indonesia Segera Mengakui Kedaulatan Negara West Papua”
Terbentuknya
sebuah Negara-Bangsa Papua sejak 1 Desember 1961, nyatanya tidak diakui oleh
Indonesia dengan beberapa klaim yang tidak berdasar sama sekali. Wujud dari
tindakan Indonesia yang tidak mengakui pembentukan Negara-Bangsa Papua
dilakukan dengan invasi militer sejak dikeluarkannya TRIKORA 19 Desember 1961
di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Mobilisasi kekuatan militer dilakukan untuk
mengagalkan Negara, yang baru berumur 19 hari tersebut. Berbagai operasi
militer dilancarkan untuk menganeksasi Papua kedalam pangkuan Indonesia.
15
Agustus 1962 lahirlah Persetujuan New York yang mengatur tentang pemerintahan
sementara di Papua dan mempersiapkan pelaksanaan hak menentukan nasib bagi
Rakyat Papua. Kemudian pada bulan Juli-Agustus 1969 dilaksanakan tindakan pilih
bebas bagi Rakyat Papua, yang oleh Indonesia dinamakan Penentuan Pendapat
Rakyat (PEPERA). Pelaksanaan PEPERA diterjemahkan oleh Indonesia dengan sistem
perwakilan dan tidak sesuai dengan Persetujuan New York yang mengatur satu
orang satu suara (one man, one vote). Karena faktanya dari 800ribu penduduk
Papua yang memiliki hak pilih, cuma 1.025 orang yang dilibatkan. Selain itu,
berbagai tindakan represif, intimidasi dan teror dilakukan untuk menekan
perwakilan dari Rakyat Papua tadi. Sehingga PEPERA berhasil dimenangkan oleh
Indonesia dengan suara mayoritas walaupun pelaksanaannya tidak demokratis dan
tidak menghargai hak asasi manusia Rakyat Papua.
Walau
Indonesia berhasil mengagalkan berdirinya Negara Papua dan memaksakan Rakyat
Papua untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesai (NKRI),
perjuangan untuk mewujudkan terbentuknya sebuah Negara-Bangsa Papua tidak akan
pernah surut. Berbagai pergantian rezim penguasa di Indonesia, mulai dari rezim
militeristik Soeharto hingga hari ini SBY-Boediono tidak mampu meredam gejolak
perlawanan Rakyat Papua. Berbagai kebijakan politik saat ini seperti Otonomi
Khusus, Pemekaran dan Unit Percepatan Pembangunan Propinsi Papua dan Papua
Barat (UP4B) tidak mampu memadamkan keinginan Rakyat Papua untuk berdiri
sebagai sebuah Negara.
Persoalan
yang dihadapi Rakyat Papua saat ini, bukan persoalan kesejahteraan dan
kesenjangan sosial atau persoalan ketidaksetaraan ekonomi, tapi yang menjadi
dasar persoalan Rakyat Papua saat ini adalah Identitas Rakyat Papua sebagai sebuah
Negara-Bangsa yang tidak dapat diselesaikan dengan triliunan rupiah ataupun
perbaikan ekonomi dan infrastruktur.
Berdasarkan
kenyataan historis dan situasi yang telah, sedang dan akan terjadi di Papua,
maka kami Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), menuntut PBB dan Indonesia segera
mengakui kedaulatan Negara West Papua. Dan menyatakan sikap politik kami kapada
Rezim SBY-Boediono untuk segera :
1. Memberikan
Ruang Kebebasan dan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Rakyat Papua.
2.
Menarik
Militer (TNI/POLRI) Organik dan Non-Organik dari seluruh Tanah Papua
3.
Menghentikan
Pengiriman Militer ke Papua
4. Menarik
segala produk politik ; OTSUS, Pemekaran dan UP4B yang diterapkan di Papua.
Dan
mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) untuk segera mengakui
kedaulatan Negara West Papua.
Demikian
pernyataan sikap Aliansi Mahasiswa Papua, kami menyerukan kepada seluruh
Mahasiswa Papua untuk bersatu dan bersama-sama berjuang mewujudkan kemerdekaan
sejati bagi Rakyat dan Bangsa Papua.
Yogyakarta, 16 Maret 2012
Andi
Kordinator
Umum
LIHAT VIDIO :
0 komentar:
Post a Comment